Rabu, 10 November 2010

pahlawan

Arwah Pejuang Menangis di Hari Pahlawan PDF Cetak Email
Oleh : Maulana Syamsuri
Lebih dari 138 orang tokoh yang telah ditetapkan Pemerintah RI sebagai pahlawan nasional, akan menangis di makamnya ketika peringatan Hari Pahlawan dilangsungkan di negeri tercinta ini. Betapa para pejuang itu tidak menitikkan air mata karena peringatan Hari Pahlawan
tahun ini dalam suasana negara yang sedang menghadapi berbagai peristiwa dan tragedi, seperti bencana alam yang silih berganti, di Papua Barat, letusan Gunung Sinabung dan menyusul Merapi serta gempa Mentawai, Sumbar yang merenggut ratusan jiwa. Juga korupsi yang terus merajalela serta Gubernur dan Kepala Daerah yang masuk bui, menyusul pro kontra pembangunan gedung baru para dewan, serta studi banding anggota DPR ke Eropa, telah menyebabkan arwah para pejuang yang sudah memberikan darma baktinya berupa nyawa dan harta benda bersedih hati. Apalagi tentang kerusakan moral bangsa ini dan angka pengangguran di republik ini yang jumlahya terus membengkak hingga 4,1 juta orang. Pembusukan dalam berbagai hal terus terjadi dimana-mana, baik di pusat maupun di daerah. Aksi teroris juga belum tuntas serta tawuran antar warga masih tetap ada. Hukum yang seperti karet dan meningkatnya berbagai kejahatan dan pelecehan, baik terhadap anak maupun perempuan telah menyebabkan air mata para pejuang dan para pahlawan semakin berderai di makamnya.
Bersyukurlah warga Sumatera Utara karena dari lebih seratusan para pejuang yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional itu terdapat beberapa nama pejuang yang berasal dari daerah ini, yakni Abdul Harrris Nasution, Adam Malik, Tengku Amir Hamzah, Ferdinand Lumbantobing, Tengku Rizal Nurdin dan Sisingamangaraja XII, juga May jen D.I. Panjaitan. Nama mereka abadi tertulis dengan tinta emas dalam daftar para pahlawan nasional.
Sementara dari daerah Nanggroe Aceh Darussalam terdapat nama Tengku Umar, Teuku Muhammad Hasan, Tengku Dik Ditoro, Cut Nya Dien dan Cut Nayak Meutia.
Memperingati Hari Pahlawan haruslah kita cermati tentang pertempuran paling dahsyat yang terjadi di Surabaya di bulan Nopember 1945 . Lahirnya Hari Pahlwan tidak terlepas dari perang besar di Jawa Timur itu, juga pertempuran di kota-kota lainnya, tapi juga tidak dapat dipisahkan dari buah pemikiran Bung Karno sebagai pemimpin dan tokoh maupun sebagai negarawan terkemuka di negeri ini maupun di mancanegara.
Pada hakekatnya, Hari Pahlawan mengandung makna patriotisme dan nasionalisme yang tinggi. Hari Pahlawan sangat sarat dengan bobot semangat pengabdian kepada rakyat,juga mencerminkan kerelaan berkorban demi kepentingan nusa dan bangsa Hari Pahlawan juga mengandung pesan moral yang terkandung dalam sumpah pemuda, Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila

Tidak ada komentar:

Posting Komentar